Rabu, 01 September 2010

Redenominasi

SELAMAT DATANG REDENOMINASI
 “We are waiting for you”

Oleh:
Muhammad Kristiawan, M.Pd.
Dosen FKIP Bahasa Inggris Universitas Bandar Lampung
Wow senangnya... itulah yang pastinya dirasakan oleh rakyat Indonesia. Dalam waktu dekat dompet pejabat, rakyat, dokter, pengusaha dan profesi lainnya tidak akan keberatan membawa uang. Dompet ditaruh uang Rp.1.000 sudah sama dengan membawa uang Rp. 1.000.000. Bayar parkir tidak lagi Rp. 1.000 kemunkinan hanya 5 sen. Beli permen tidak lagi Rp. 100 kemungkinan 1 sen. Membawa uang Rp. 100 sama halnya membawa Rp. 100.000. Uang Rp. 5 yang saat ini digunakan untuk kerik ketika masuk angin akan sama dengan Rp. 5.000.
Saat ini kita membeli mobil, sepeda motor, laptop bahkan sampai cabai pun terlihat sangat mahal sekali. Nominal yang diberikan untuk uang indonesia seakan tak ada harganya. Membeli sepeda motor perlu mengeluarkan nominal sampai jutaan. Hal ini yang mengakibatkan bangsa kita terasa rendah ketika dibandingkan dengan negara lain. $. 1 USD sama dengan Rp. 9.000 memperlihatkan bahwa uang asing sangat tinggi sekali bagi bangsa Indonesia. Tidak hanya dolar, ringgit sekalipun merasa bahwa nominal mereka sangat tinggi bagi bangsa ini. 
Semua hal yang terlihat mahal akan berubah menjadi tampak tak begitu tinggi nilainya, sekalipun mencari Rp. 1000 nantinya akan sulit atau sama halnya mencari Rp.1000.000. Nominal uang kita yang terutama harus berharga di mata asing. Uang $. 1 USD hanya seharga Rp. 9 saja.
Redenominasi atau penyederhanaan dan penyetaraan nilai rupiah memang baru sebatas wacana. Kemungkinan redenominasi akan diberlakukan pada tahun 2013 (diungkapkan oleh Budi Rochadi deputi gubernur BI di Apa Kabar Indonesia TV One). Redenominasi membutuhkan komitmen nasional serta waktu dan persiapan yang cukup panjang. Hingga kini redenominasi baru pada tahap kajian.
Wakil Presiden Boediono pun mengatakan di Liputan 6 bahwa redenominasi bukan berarti menandakan perekonomian memburuk. Redenominasi justru dilakukan pada saat perekonomian dalam kondisi yang baik.
Pernyataan lain juga disampaikan oleh Pjs Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution. Dijelaskan, saat ini BI masih melakukan riset mengenai redenominasi dan secara aktif akan berdiskusi dengan sejumlah pihak untuk mencari masukan. Hasil kajian yang dilakukan BI akan diserahkan kepada pihak-pihak terkait agar dapat menjadi komitmen nasional.
Darmin menambahkan, BI menilai, keberhasilan redenominasi sangat ditentukan oleh berbagai hal yang saat ini tengah dikaji, sebagaimana yang telah dilakukan oleh beberapa negara yang berhasil melakukannya.
Redenominasi biasanya dilakukan pada saat ekspektasi inflasi berada di kisaran rendah dan pergerakannya stabil, kondisi ekonomi yang stabil dan menuju ke arah yang lebih sehat, ada jaminan stabilitas harga, serta adanya kebutuhan dan kesiapan masyarakat. Redenominasi sama sekali tidak merugikan masyarakat.
”Redenominasi berbeda dengan sanering atau pemotongan uang. Dalam redenominasi, nilai uang terhadap barang (daya beli) tidak akan berubah. Yang terjadi hanyalah penyederhanaan dalam nilai nominal berupa penghilangan beberapa digit angka nol,” ujar Darmin.
Meskipun redenominasi baru pada tahap kajian, seharusnya kita bangga karena dengan menyederhanakan pecahan rupiah menjadikan harga diri bangsa naik. Ketika Jepang menjual Honda ke Indonesia “Supra Fit” misalnya hanya seharga Rp.11.000. Ketika Xenia senilai Rp. 123.000.000 maka esok hanya Rp. 123.000.
Redenominasi akan membuat Pegawai Negeri Sipil yang biasanya menerima Rp. 2.000.000/ bulan menjadi hanya Rp. 2.000. Begitu juga anggota DPR yang biasanya menerima Rp. 46.000.000(sumber:http://www.mail-archive.com/atekbl@yahoogroups.com/msg01538.html) hanya akan menerima Rp.46.000/ bulan. Masa iya masih doyan korupsi demi uang receh???
Redenominasi mungkin memberikan dampak psikologis yang kurang baik kepada masyarakat apabila masyarakat salah memersepsikan dan mendefinisikan redenominasi. Oleh karena itu, saya mengharap jika hal itu benar-benar akan diterapkan, Bank Indonesia harus menyosialisasikan redenominasi dengan baik dan cermat ke seluruh penjuru negeri ini hingga desa dan dusun agar tidak menimbulkan kecemasan. Kemudian juga menghimbau agar uang rupiah kelak jangan sampai lusuh atau robek layaknya uang dollar.
Bank Indonesia juga harus bisa menyampaikan kepada masyarakat bahwa redenominasi hanya masalah teknis, bukan kebijakan moneter. Redenominasi tidak ada hubungannya dengan harga saham atau dollar.
Selamat datang redenominasi. Kedatanganmu kami nantikan untuk memperbaiki harga diri bangsa Indonesia yang memiliki nominal uang terbesar kedua setelah Vietnam. Kedatanganmu akan membuat pejabat kita lebih memikirkan rakyat, karena mereka akan berpikir panjang kalau cuma uang receh saja kenapa harus mempertaruhkan harga dirinya dan masuk penjara?

Nama: Muhammad Kristiawan, M.Pd.
Phone: 081957166167


2 komentar: